(Mungkin tulisan ini terkesan jadul, jadul karena
mengulangtulisan-tulisan yang bernada sama, atau jadul karena substansi
isunya terlalu klasik. tapi biarlah, yang terpenting, semoga dengan
tulisan ni para mahasiswa yang membaca menjadi tersadar. dan mau
kembali ke fitrahnya sebagai mahasiswa.)
Salam Demokrasi...!!
Salam Pergerakan..!!
Sebelumnya saya ingin mengingatkan kembali kita pada Tri Dharma
Perguruan Tinggi seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.20 Tahun 2003, yang merupakan syarat
wajib yang harus dipenuhi atau dijalankan oleh perguruan tinggi yang
ada di Indonesia. Dimana pada pasal 20 ayat 2 dikatakan :
“Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.”
Sangat jelas dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi peran mahasiswa tidak
hanya sekedar menuntut ilmu,tetapi juga mengharuskan mahasiswa ikut
serta dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
itulah yang membedakan mahasiswa dan siswa (pelajar). mahasiswa
secara etimologis bisa berarti siswa (pelajar) yang di-MAHA-kan, yang
di hormati dan dihargai di lingkungan sekitar terutama lingkungan
berbangsa bernegara. Bukan hanya itu, melainkan ada yang lebih
substansial lagi, mahasiswa dalam menjalankan aktifitasnya dituntut
untuk mandiri, kreatif, dan idependen.
tidak sepantasnya mahasiswa hanya mementingkan kebutuhan pribadi
saja. jika itu terjadi, lalu apa bedanya mahasiswa dengan pelajar SD,
SMP, dan SMA? lalu untuk apa kita disebut MAHA?. sekali lagi, mahasiswa
bukan menjadi siswa yang tanggung jawabnya hanya belajar, mahasiswa
memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan
berarti memisahkan diri dari masyarakat.
Pernah suatu ketika, ada seorang mahasiswa yang melakukan riset di
daerah Riau untuk meneliti deforestasi hutan. Dengan anehnya, mahasiswa
itu sangat diperlakukan sangat istimewa oleh masyarakat sekitar mulai
makan, minum, tempat tinggal disediakan begitu istimewa. Lalu
mahasiswa itu bertanya kepada warga, ”Mengapa saya diperlakukan sangat
istimewa tempat ini?” salah seorang penduduk menjawab, ”Karena kamu
MAHASISWA!, kami hanya menggantungkan harapan ke kamu sebagai seorang
mahasiswa, deforestasi hutan di daerah ini begitu gencar, kami
kehilangan mata pencaharian, jika dibiarkan, maka sangatlah mungkin
tempat tinggal kami juga akan hilang, maka dari itu, kami berharap
mahasiswa untuk dapat bergerak, menyelamatkan kami!”.
Kisah ini selalu membuat saya berlinang air mata, betapa pentingnya
peranan mahasiswa bagi masyarakat, betapa berharganya peran mahasiswa
mengkritik apa yang salah dari pemerintah. Berdasarkan itulah perlu
dirumuskan peranan mahasiswa bukan hanya bagi negara, melainkan
masyarakat.
hari ini, saya melihat peranan mahasiswa mengalami pergeseran nilai
dan tujuan. Mahasiswa kini tak lagi idealis seperti dulu, banyak
peranan mahasiswa yang diboncengi oleh banyak kepentingan yang ada.
Selain itu, peranan mahasiswa yang seharusnya menjadi pembawa aspirasi
rakyat, kini mulai bergeser menjadi academic oriented saja
dengan hanya belajar sebagai kegiatan utama. Perlu diingat, mahasiswa
hakikatnya lahir dari RAHIM RAKYAT, dan sudah sepantasnyalah mahasiswa
membela kepentingan rakyat.
Mahasiswa Sebagai Agent Of Change
sebuah peran penting yang harus dilakukan oleh seseorang yang mengaku
dirinya mahasiswa. karena tentu saja, dunia kita, negara kita,
masyarakat kita akan terus berubah. walaupun kita DIAM
saja tanpa melakukan apapun, perubahan itu tetap akan terjadi. tetapi
akan menuju kemana perubahan itu? menuju ke sesuatu yang baik ataukah
malah sebaliknya?.
Mahasiswa adalah golongan yang harus menjadi garda terdepan dalam
melakukan perubahan dikarenakan mahasiswa merupakan kaum yang
“eksklusif”, hanya 5% dari pemuda yang bisa menyandang status mahasiswa,
dan dari jumlah itu bisa dihitung pula berapa persen lagi yang mau
mengkaji tentang peran-peran mahasiswa di bangsa dan negaranya ini.
Mahasiswa-mahasiswa yang telah sadar tersebut sudah seharusnya tidak
lepas tangan begitu saja. Kita tidak boleh membiarkan bangsa ini
melakukan perubahan ke arah yang salah. kita yang seharusnya melakukan
perubahan-perubahan tersebut.
kalau fungsi ini tidak kita lakukan, lalu siapa yang akan melakukan.
akankah kita diam saja melihat lingkungan kita bergerak, berubah
menuju kearah yang tidak jelas?
Iron Stock
Peranan mahasiswa yang tak kalah penting adalah iron stock
atau mahasiswa dengan ketangguhan idealismenya akan menjadi pengganti
generasi-generasi sebelumny, tentu dengan kemampuan dan akhlak mulia.
Dapat dikatakan, bahwa mahasiswa adalah aset, cadangan, dan harapan
bangsa masa depan. Peran organisasi kampus tentu mempengaruhi kualitas
mahasiswa, kaderasasi yang baik dan penanaman nilai yang baik tentu
akan meningkatkan kualitas mahasiswa yang menjadi calon pemimpin masa
depan. Pasti timbul pertanyaan, bagaimana cara mempersiapkan mahasiswa
agar menjadi calon pemimpin yang siap pakai? Tentu jawabannya adalah
dengan memperkaya pengetahuan yang ada terhadap masyarakatnya. Selain
itu, mempelajari berbagai kesalahan yang ada pada generasi sebelumnya
juga diperlukan sehingga menjadi bahan evaluasi dalam pengembangan
diri.
Ada satu pertanyaan yang menggelitik bagi saya, mengapa bernama iron stock? Bukan golden atau silver stock?
Hal ini masuk akal, karena sifat besi itu sendiri yang berkarat dalam
jangka waktu lama, sehingga diperlukan pengganti besi-besi sebelumnya.
Filosofi ini dapat dibenarkan, karena manusia yang disimbolkan sebagai
besi tentu akan mati dan kehilangan tenaganya, maka dari itu
dibutuhkan generasi manusia baru sebagai pengganti yang lebih baik
Social Control
Peran mahasiswa sebagai kontrol sosial terjadi ketika ada yang tidak
beres atau ganjil dalam masyarakat dan pemerintah. Mahasiswa dengan
gagasan dan ilmu yang dimilikinya memiliki peranan menjaga dan
memperbaiki nilai dan norma sosial dalam masyarakat. Mengapa harus
menjadi social control? Kita semua tahu, bahwa mahasiswa itu
sendiri lahir dari rahim rakyat, dan sudah seyogyanya mahasiswa memiliki
peran sosial, peran yang menjaga dan memperbaiki apa yang salah dalam
masyarakat.
Saat ini di Indonesia, masyarakat merasakan bahwa pemerintah hanya
memikirkan dirinya sendiri dalam bertindak. Usut punya usut, pemerintah
tidak menepati janji yang telah diumbar-umbar dalam kampanye mereka.
Kasus hukum, korupsi, dan pendidikan merajalela dalam kehidupan
berbangsa bernegara. Inilah potret mengapa mahasiswa yang notabene
sebagai anak rakyat harus bertindak dengan ilmu dan kelebihan yang
dimilikinya. Lalu bagaimana cara agar mahasiswa dapat berperan sebagai
kontrol sosial? Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa sosial yang peduli
pada keadaan rakyat yang mengalami penderitaan, ketidakadilan, dan
ketertindasan. Kontrol sosial dapat dilakukan ketika pemerintah
mengeluarkan suatu kebijakan yang merugikan rakyat, maka dari itu
mahasiswa bergerak sebagai perwujudan kepedulian terhadap rakyat
Pergerakan mahasiswa bukan hanya sekedar turun ke jalan saja,
melainkan harus lebih substansial lagi yaitu diskusi, kajian dan lain
sebagainya. Bukan hanya itu, sifat peduli terhadap rakyat juga dapat
ditunjukkan ketika mahasiswa dapat memberikan bantuan baik secara moril
dan materil bagi siapa saja yang membutuhkannya.
Baca Selengkapnya ....